10 Nov 2020

Makna lagu Cindai - Siti Nurhaliza

Makna lagu Cindai - Siti Nurhaliza 


Pagi ini tetangga depan rumah kebetulan nyetel lagu Melayu era 90an, berjudul Cindai. Sebuah lagu yang dipopulerkan oleh Siti Nurhaliza, seorang diva pop jelita yang levelnya telah mendunia. Lagu ini jadi membawa kenangan masa selepas SMA ketika lagu itu menikmati masa jayanya. Dan sepertinya, hingga saat inipun sepertinya masih banyak yang menyukai lagu ini. Jika berselancar di youtube, akan banyak ditemui berbagai versi cover lagu Cindai, mulai dari versi saxophone hingga versi keroncong. Iramanya yang ceria serta cengkok ketika melagukannya akan membuat kita terbawa dalam suasana ceria. 


Walau saya salah satu orang yang menggemari suara merdu penyanyi ini, termasuk lagu Cindai tentunya, hingga sekarang saya masih belum paham dengan makna lagu ini. Sepertinya ini semakin mengukuhkan bahwa musik adalah bahasa global tanpa mengenal batas budaya. Tak peduli dengan artinya, kalaupun cocok di telinga pasti akan terdengar indah bagi peminatnya. 


Maka saya pun mencoba untuk mencari tahu tentang makna lagu ini.  Meskipun bahasa Melayu masih serumpun dengan bahasa kedua saya, ternyata tidak mudah juga menggali lebih detail tentang arti kata per kata lirik lagu ini. Tapi itu tidak menghalangi kekaguman saya terhadap keindahan lirik lagu Cindai ini. Ternyata walau iramanya ceria, lagu Cindai menceritakan kisah sedih seorang gadis. Lirik lagu ini merupakan sebuah karya sastra Indonesia/Melayu klasik. Lirik lagu ini menggunakan pantun berima a-b-a-b. Dalam sebuah bait terdiri dari 4 baris. Dua baris pertama disebut sampiran dan dua baris berikutnya adalah isi pesan yang hendak disampaikan. Namun pada kenyataannya pakem tersebut tidak harus kaku. 


Kata Cindai pada lagu ini hanya terucap sekali di bagian awal. Secara makna, kata cindai memiliki beberapa arti, yaitu: 


Cindai sebagai sebuah kain yang biasa digunakan masyarakat Melayu untuk bermacam keperluan. Kain ini ditenun sangat kuat hingga bisa pula digunakan untuk senjata menjerat lawan atau digunakan di tubuh sebagai pelindung mengurangi efek goresan senjata. 


Cindai bisa pula didefinisikan sebagai kain indah yang disimpan seorang gadis untuk dikenakan saat pernikahannya. 


Cindai juga sebutan sesosok hantu yang menakutkan. Saking menakutkannya hantu ini, orang-orang enggan memandangnya. 


Dalam lagu ini, cindai merupakan perumpamaan seorang gadis yang mengalami percintaan tak berbalas hingga ia merasa bagai hantu yang tak seorangpun menganggapnya. Dari gambaran ini, sudah bisa dirasa bettapa nelangsa kisah dalam lagu Cindai ini. 


bait 1:

Cindailah mana tidak berkias

Jalinnya lalu renta beribu

Bagailah mana hendak berhias

Cerminku retak seribu 


makna: 

Seorang gadis yang bersedih karena cintanya tak berbalas, mencoba menghibur diri. Ingin hati ia bersolek demi melupakan kesedihannya itu, namun ternyata kesedihan masih saja bersemayam di hatinya. Itu karena hatinya yang telah hancur berkeping-keping.  


bait 2:

Mendendam unggas liar di hutan

Jalan yang tinggal jangan berliku

Tilamku emas cadarnya intan

Berbantal lengan tidurku 


makna:

Harta dan kekayaan melimpah milik si gadis tiada mampu memberikan kebahagiaan. Perumpamaannya, walau memiliki kasur emas dengan seprei intan, saat tidur ia hanya berbantal lengan. 


bait 3:

Hias cempaka kenanga tepian

Mekarnya kuntum nak idam kumbang

Puas ku jaga si bunga impian

Gugurnya sebelum berkembang 


makna: 

Betapa si gadis mendamba saat-saat beranjak menjadi dewasa dan memasuki dunia pernikahan. Pada kenyataannya keindahan cinta yang ia harapkan tidak trlaksana bahkan sebelum ia memasuki saat pernikahan itu. 


bait 4:

Hendaklah hendak hendak ku rasa

Puncaknya gunung hendak ditawan

Tidaklah tidak tidak ku daya

Tingginya tidak terlawan 


makna: 

Dengan segala daya upayanya, si gadis mencoba memikat lelaki idamannya. Namun apa daya cinta yang disampaikannya tak berbalas. Mewujudkan kebahagiaan pernikahan bersama lelaki idamannya merupakan hal yang sulit ia lakukan. Dengan sekuat daya ia mencoba, tapi masih juga kebahagiaan itu tidak ia dapatkan. 


bait 5:

Janganlah jangan jangan ku hiba

Derita hati jangan dikenang

Bukanlah bukan bukan ku pinta

Merajuk bukan berpanjangan 


makna: 

Memang sungguh berat derita hati yang si gadis rasakan. Namun ia tidak ingin menunjukkan betapa hancur perasaannya. Ia tidak  mau berlama-lama tenggelam dalam keluh kesah. 


bait 6:

Akar beringin tidak berbatas

Cuma bersilang paut di tepi

Bidukku lilin layarnya kertas

Seberang laut berapi 


makna: 

Kenyataannya si gadis harus menjalani kehidupan pernikahan dengan seseorang yang tidak ia cintai. Begitu berat kehidupan yang akan ia jalani. Selayaknya kapal dari lilin dengan layar kertas yang hendak menyeberangi lautan api. 


bait 7:

Gurindam lagu bergema takbir

Tiung bernyanyi pohonan jati

Bertanam tebu di pinggir bibir

Rebung berduri di hati 


makna: 

Kehidupan si gadis tetap dalam kesusahan. Pasangan hidupnya ternyata lelaki yang hanya manis di bibir tapi senantiasa menyakiti perasaan si gadis. 


bait 8:

Laman memutih pawana menerpa

Langit membiru awan bertali

Bukan dirintih pada siapa

Menunggu sinarkan kembali 


makna: 

Si gadis semakin memahami bahwa jalan hidupnya tidak semanis harapannya. Ia semakin tabah dan tidak hanyut dalam keluh kesah. Ia berkeyakinan di masa mendatang akan muncul harapan baru. 



Bagaimana? Walaupun dirundung kesedihan, kehidupan harus terus dijalani dan masalah harus terus dihadapi. Setelah masalah dapat dilalui akan ada keadaan yang lebih baik. Meskipun bermakna sedih, keceriaan irama lagu ini seolah mengesankan bahwa kesedihan akan terlarut dengan keceriaan. 


**