28 Apr 2020

Berkelit di sela serbuan covid19.

Gambar di atas menunjukkan bahwa keberadaan corona telah menjadi bagian dari hidup kita. Sepertinya di masa yang akan datang, virus ini masih akan berdampak dalam berbagai bidang kehidupan.

Adanya corona dan berbagai dampak yang dibawanya, membuat berbagai pihak berusaha menyesuaikan diri agar bisa survive. Sebagian orang melihatnya sebagai peluang. Ada yang menjual masker dengan harga tinggi. Ada yang jualan pembersih tangan palsu. Ada yang jual obat yang katanya bisa menyembuhkan corona. Namun banyak juga yang masih memiliki hati nurani dan tak memanfaatkan situasi dengan cara negatif, istilah gampangnya menipu.

Berbagai barang yang ditawarkan di marketplace milik facebook banyak yang menggunakan aji mumpung memanfaatkaan corona. Hal ini rupanya membuat fb gerah. Seperti halnya pemerintah yang mengeluarkan berbagai pembatasan, fb juga melakukan pembatasan di marketplace miliknya. Maka dibuatlah alogaritma atau kecerdasan buatan yang bisa mendeteksi keberadaan barang dagangan yang memanfaatkan corona. Saat seseorang menawarkan dagangan yang terindikasi memanfaatkan corona, fb akan memblokirnya. Berikut ini saya ingin berbagi pengalaman saya berkelit dari hadangan kecerdasan buatan itu.

Saya menjual sebuah produk umpan pancing berupa cairan, Trojan injejt serum adalah nama produknya. Foto produk ini berupa cairan dalam botol. Setelah saya memasang penawaran di marketplace, muncul peringatan jika produk saya melanggar ketentuan. Saya heran, sebelumnya saya tidak menjumpai masalah saat memasarkan produk ini. Ternyata, produk saya dianggap memanfaatkan corona untuk mencari keuntungan sesaat. Tidak ada pilihan lain, saya hapus penawaran jualan umpan pancing itu.

Saya berpikir, apakah yang dianggap berhubungan dengan masalah virus dalam penawaran saya? Oooo, mungkin nama produknya yang terdapat kata inject serum yang membuatnya seolah produk obat. Maka saya hilangkan dua kata itu dalam produk saya. Setelah saya pasang kembali, ternyata masih saja dianggap produk nggak bener.

Kembali saya putar otak sambil menghapus lagi produk yang saya tawarkan. Akhirnya saya mencoba menyimpulkan, Mungkin saja gambar produk yang saya pasang dikenali seperti produk obat cair dalam kemasan. Maka saya ganti dengan gambar lain, yaitu gambar orang memancing dan secuil gambar produk umpan yang saya letakkan di pojok. Untuk kesekian kali saya tawarkan produk saya. Akhirnya, produk itu lolos rapid test, eh, sensor dan bisa tayang.

Sekilas saya lihat tentang penawaran produk masker. Dalam nama atau deskripsi produk tidak saya temui kata masker. Apalagi kata-kata yang menyinggung masalah corona. Dalam gambar produknya juga banyak item yang ditampilkan sehingga susah dikenali kalau gambar produk itu adalah masker.Susah dikenali oleh komputer maksudnya. Melihat hal itu saya berkesimpulan, kalau marketplace fb juga memblokir produk masker.

Entah ke depan apa lagi yang akan terjadi pada alogaritma marketplace fb. Ternyata kecemasan akan covid19 bukan hanya melanda dunia nyata. Teknologi bergerak dinamis sebagaimana manusia yang membuatnya. Jadi sebagai manusia, kita dituntut harus selalu dinamis dan bisa menyesuaikan dengan kondisi. Jika tidak, maka kita akan tergilas oleh manusia lainnya yang lebih dinamis melalui teknologi ciptaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar