Sebagai warga negara Indonesia, mau nggak mau kita
bersinggungan dengan birokrasi. Kalo kita warga negara hutan, ya urusannya
dengan birokrasi hutan, hehehe.... Di negara manapun (setau saya lewat fim)
yang namanya birokrasi emang terkesan belibet mbulet. Hanya mungkin tingkat
ke-belibet antar negara yang beda (mestinya...)
Tahun 2012 kemaren kita dipusingkan dengan urusan KTP
elektronik. Mungkin karena budaya mbulet birokrasi, banyak terdengar omelan
nggak puas dari banyak orang, tapi ada juga (gak banyak) beberapa tempat yang
melakukan terobosan birokrasi yang membikin warga kampungnya lebih terlayani
dengan baik. Bila ditilik dari sudut pandang fungsinya (mari berpikir positif,
hehe), pembuatan KTP elektronik akan mengintegrasikan data kependudukan dalam
sistem data tunggal. Dengan adanya sistem ini, maka urusan perbankan,
kependudukan, keamanan, jaminan sosial & kesehatan dan berbagai urusan
dapat terdata dengan baik dan lebih mudah.... terima kasih dengan adanya
teknologi informasi digital.
Kalo boleh berandai-andai.. Jika data penduduk sudah terintegrasi
semua bakal mudah. Mau buka rekening bank, tinggal sebut no penduduk, pihak
bank sudah mengetahui siapa kita, gak perlu isi form macem-macem. Merasa
terganggu dengan teror via SMS? Lapor aja ke polisi, tunjukkan no hp si
pengirim, langsung terlacak, no gsm itu teregistrasi atas nama siapa. Penduduk
nggak mampu, kalo berobat menggunakan jamkesda (ato apalah namanya), gampang, gak
perlu foto kopi macem-macem dokumen, data sudah ada di komputer. Pindah kota,
ngurus administrasi harusnya juga gampang. Mendata jumlah pemilih di pemilu,
sensus penduduk dan masih banyak kemudahan yang lain... Hanya berbekal nomer
penduduk
SAYA DAN E-KTP (hehehe)
Cuman opini tentang pengalaman ngurus E-KTP. Saya termasuk
warga negara yang merasa apatis dengan mbuletnya birokrasi negeri ini. Gak mau
bingung ngurus gituan, paling bikin emosi, ngantri lama, pengaturan pendataan
yang gak karuan, aaahhh... Akhirnya saya mengurus pada saat perpanjangan waktu
pengurusan e-ktp, sesuai harapan dan dugaan, gak ngantri lama urusan pendataan
cepat beres.
Oh, iya.. dulu kalo gak salah pernah ada pendataan sidik
jari, yang juga bikin heboh, tapi mengapa e-ktp yang sekarang kok didata lagi?
Data yang dulu kemana? Gak pakek? Khan buat mendata penduduk se-Indonesia butuh
biaya? Lha....
Mengapa sih kok harus ganti e-ktp segera? Padahal ktp saya
masih berlaku hingga 2015. Apa tidak bisa pembenahan database penduduk
dilakukan berkala? Sistemnya dibikin hingga stabil, implementasi di daerah
terpencil dibenahi, sdm pelaksananya dilatih dan seterusnya. Kalo sistem sudah
bagus mestinya tiap bayi yang lahir, bisa langsung dapat nomer penduduk,
langsung masuk kartu keluarga
Setelah sistem tertata dengan baik, pengembangannya pasti
akan lebih mudah. Penerapan e-ktp akan lebih mudah - nggak perlu mobililsasi
penduduk se-Indonesia Raya - khan data udah ada, tinggal menyalin aja...
TEKNOLOGI YANG DIPAKAI E-KTP SAAT INI
Pada awalnya e-ktp ini akan berfungsi seperti atm atau kartu
kredit, apabila ada keperluan yang menggunakan ktp, bisa tinggal gesek. Namun setelah
barangnya jadi, kok nggak ada chip seperti kartu kredit, kok nggak ada
permukaan magnetik warna hitam seperti kartu atm, bar code juga nggak ada....
Lha, apanya yang disebut elektronik?
Simbol alat pembaxa kartu pintar nirkontak |
Smart card (kartu pintar) seperti halnya kartu kredit atau
atm, mampu menyimpan data di dalamnya. Agar data bisa terbaca oleh reader
(semisal mesin atm) dibutuhkan suatu alat penyambung pada kartu itu.
- Kartu atm, menggunakan magnetic tape yang berwarna hitam digesekkan dengan alat pembaca pada mesin atm
- Kartu kredit, menggunakan chip yang disentuhkan pada logam pembaca di mesin edc
- Sim card hp, disentuhkan pada logam tempat kartu sim dimasukkan
- Smart card model contactless (nirkontak) cukup didekatkan hingga jarak tertentu pada alat pembaca, otomatis koneksi akan terjadi menggunakan sinyal radio.
E-ktp yang saat ini dipakai menggunakan teknologi yang
terakhir disebut. Di dalam e-ktp tertanam suatu microchip dan antena mini. Isi
microchip tersebut adalah data diri si pemilik kartu. Ketika alat pembaca
mengenali kode unik dari kartu tersebut, maka alat pembaca langsung mengunduh
data dari server.
Aplikasi pembayaran menggunakan smart card di Helsinki |
Kelebihan paling mencolok kartu pintar model tanpa sentuh
dibandingkan dengan kartu pintar model sentuh adalah: pemilik kartu tidak perlu
mengeluarkan kartu dari dompet, cukup mendekat ke alat pembaca. Kartu seperti
ini sudah dipergunakan secara luas di beberapa instansi, antara lain: Octopus
card - Hongkong (transportasi), ExpressPay - American Express, PayPass -
MasterCard, Zip - Discover, payWave - Visa (keuangan), MyKad - Malaysia
(kependudukan), dan masih banyak yang lainnya.
Kalo dipikir-pikir, penggunaan kartu pintar sebenarnya
sangat membantu, namun dibutuhkan sumber daya teknologi informasi yang mumpuni
dan tersebar merata, agar kemudahan pemanfaatan teknologi itu dapat dirasakan
oleh siapa saja dan di mana saja. Percuma bawa kartu atm, kalo di suatu tempat
tidak ditemui mesin atm. Percuma juga kalau alat pembaca kartu ngadat
disebabkan koneksi internet yang lambat.
Gitu kali yak......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar