Sepertinya judul Kanibalisme Speaker kurang pas, yah. Mana mungkin speaker bisa melakukan perbuatan kanibalisme, yang punya mungkin.
Berawal dari dua buah speaker. Speaker pertama adalah Angel music speaker Advance dilengkapi fitur pembaca microcard, pembaca usb disk, dan fm radio. Speaker dengan kualitas suara cukup bagus ini sering tiap hari dinyalakan sebagai hiburan para seniman pembuat kaos di workshop. Tiap hari speaker ini menyanyikan bermacam lagu mulai dangdut koplo, rock, pop alay, pop malay, bahkan (ceramah) dagelan beberapa ustad kondang. Hari terus bergulir hingga tiba saatnya otak speaker ini kelelahan dan menemui ajal.
Angel music speaker Advance |
Sedangkan di sudut seberang, saya ada speaker asbun (asal bunyi) yang agak jarang saya nyalakan. Paling speaker ini baru saya nyalakan jika butuh voice chat skype dengan seisi workshop. Jika digunakan untuk mendengar musik, suara semerdu Andien bila lewat speaker ini akan membuat gendang telinga sobek. Raungan suara serak-seksi Tantri Kotak nggak bisa menghangatkan suasana, menghancurkan mood, so pasti.
Kiri: speaker asbun | Kanan: otak speaker advance |
Kondisi ini memunculkan ide kanibalisme. Otak speaker perobek gendang telinga masih bisa dipakai, saya sambung dengan speaker unit milikadvance, sedangkan speaker penghancur mood saya taruh di relung tong sampah terdalam. Sedang otak speaker advance, saya kremasi, body dan speaker unit masih bisa digunakan. Karena memang nggak cocok, jadi modelnya terkesan memaksa dan semakin menunjukkan cita rasa kanibalisme. Nggak apa lah, yang penting merdu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar